Festival teknologi informasi dan komunikasi atau biasa disebut (Festik) adalah ajang koordinasi, kolaborasi dan kerjasama diantara pemerintah, akademisi, bisnis dan komunitas TIK seluruh Indonesia sekaligus promosi dan edukasi masyarakat di bidang TIK. Festik 2016 sukses diadakan di provinsi Yogyakarta, tepatnya di Grhatama Pustaka, Jl. Raya Janti Gedong Kuning, Yogyakarta atau orang Yogyakarta biasa menyebutnya dengan gedung perpusda. Festik ini di selenggarakan oleh KEMKOMINFO RI melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika Dirjen Aptika bersama Relawan TIK Indonesia.

Festival TIK Candori 2016
Festival yang sudah memasuki tahun kelima ini bernama CanDoRI dibaca Kenduri. Kenduri dalam bahasa jawa bermakna sebuah hajatan atau selamatan setiap memperingati peristiwa tertentu, tetapi CanDoRI jika dibaca dalam bahasa inggris memiliki arti apa yang dapat kau lakukan untuk RI (Republik Indonesia). Tema Festival tahun 2016 adalah Hamemayu Hayuning Bawana TIK yang bermakna mengayomi keselamatan dunia TIK. Tujuan dari tema ini menurut Direktur Pemberdayaan Informatika Ibu Septriana Tangkary untuk membuat kebijakan dan melindungi TIK di Indonesia dengan meminimalisir konten negatif yang dapat merugikan masyarakat seperti pornografi, radikalisme dan lain sebagainyanya, dan menyebarkan konten positif, seperti mempromosikan kebudayaan pariwisata Indonesia dan membangun wawasan nusantara sebagai bagian dari revolusi mental, sehingga terbentuk masyarakat madani adil makmur tata tentrem kerta raharja.

Paduka Sri Paku Alam X

Pelantikan RTIK Jogjakarta

Peluncuran Pass Jogja
Pada hari pertama pelaksanaan festival ini juga dilaksanakan seminar TIK dengan mengusung tema membangun TIK nasional untuk wawasan nusantara. Berbagai macam workshop juga dilangsungkan, tetapi dalam kesempatan kali ini saya memilih untuk mengikuti workshop Jogja digital valley, workshop yang berlangsung di salah satu ruangan dilantai dasar ini memaparkan tentang kesiapan jogjakarta dalam menyiapkan insan-insan yang melek IT. Masih dihari yang sama juga diadakan workshop sistem informasi desa, workshop ini disampaikan oleh kepala desa Dlingo. Desa Dlingo berada di kabupaten Bantul Jogjakarta. Bapak Bahrun selaku kepala desa menceritakan pengalamannya, diawal kepemimpinannya desa ini tidak memiliki uang kas desa sama sekali. Perangkat desa yang rata-rata gaptek IT dan masyarakat yang apatis. Tetapi dengan semangat membangun desa, bapak 2 orang anak ini bisa membuktikan bahwa TIK bisa merevolusi semua ketertinggalan itu. Semua pelayanan publik ini sudah terkomputerisasi, perangkat yang gaptek dipaksa secara sistem untuk menguasai TIK. Dan perjuangan itu tidak sia-sia, dengan memaksimalkan peran BUMDes desa yang awalnya sangat tertinggal itu, kini telah mempunyai APBDes hampir 3 milyar. Pada tahun 2015 desa dlingo juga terpilih sebagai desa dengan inovasi TIK untuk pelayanan publik terbaik se-kabupaten Bantul. Desa ini juga sudah memiliki radio desa dan lagu desa.

Foto bareng kepala desa Dlingo Bantul
Suasana malam dihari pertama pelaksanaan festik semakin terasa, terasa banget kalau kita berada di Jogjakarta. Di halaman Grhatama Pustaka disuguhkan performace musik sekaligus peserta festival bisa menikmati makanan angkringan jogja, seperti wedang ronde, kacang rebus, kedelai rebus, jagung rebus dan menu yang lainnya. Sambil menikmati makanan angkringan para peserta saling sharing pengalaman tentang TIK. Masih di malam yang sama khusus peserta Jawa Timur berkumpul di Wijaya Imperial Hotel untuk mengadakan musda pemilihan kepengurusan RTIK Jawa Timur, dan setelah diadakan musyawarah terpilihlah gus Novianto Puji Raharjo dari RTIK Surabaya sebagai ketua umum dan nama-nama lain yang menduduki berbagai posisi di kepengurusan.

Performance musik dalam menyemarakkan festik 2016
Hari kedua festik semakin meriah dengan hadirnya, budayawan Sujiwo Tejo. Budayawan yang juga penulis, pelukis, pemusik serta dalang itu mengisi seminar TIK untuk kebudayaan dan kepariwisataan. Di moderatori oleh bapak dari KemKomInfo, Sujiwo menjelaskan berbagai karyanya tentang kebudayaan yang juga memanfaatkan TIK. Selain itu dalam seminar ini juga dihadirkan pegiat pariwisata yang sudah memanfaatkan TIK untuk kegiatan promosi wisata. Masih di ruangan yang sama di lantai 2 gedung Grhatama juga diadakan seminar yang tidak kalah seru, Seminar Peran masyarakat dalam pembangunan nasional dan otonomi daerah. Seminar ini disampaikan oleh Anggota DPR RI Budiman Sudjatmiko, Bupati Pemalang dan Kepala Dinas Infokom Semarang. Bapak Junaedi selaku bupati pemalang menjelaskan keberhasilannya mendayagunakan TIK untuk pemerintahan. Berbagai inovasi TIK diciptakan untuk pelayanan publik di kabupaten yang berbatasan dengan tegal dan brebes itu. Kepala dinas Infokom semarang juga menjelaskan tentang bigdata kota semarang. Semarang adalah salah satu kota besar yang sudah menyiapkan kotanya menjadi smart city. Sementara itu Bapak Budiman Sudjatmiko dalam seminarnya memperlihatkan sebuah video tentang kemajuan sebuah desa di china, Desa Hua Xi. Desa inilah yang dipakai studi banding para anggota legislatif sebelum UU desa terbentuk.

sujiwo tedjo dalam memberikan materi seminar

Foto bareng Sujiwo tedjo

wefie bareng sujiwo tedjo
Sekian ceritaku dari Jogjakarta. Terima kasih untuk semuanya, panitia dan juga tuan rumah yang sudah menyambut saya dan seluruh peserta festival TIK tahun 2016 dengan penuh suka cita. Sampai ketemu di festival TIK tahun 2017. (maswid)
1 Komentar
Djacka Artub · 20 Juli 2017 pada 10:07 pm
Di era kemajuan ini penggunaan IT memang sangat dibutuhkan untuk menunjang kemajuan suatu daerah.
Semangat, Mas Wid… Hehe